RUANG
LINGKUP KESEHATAN MASYARAKAT
Ruang lingkup kesehatan masyarakat terdiri dari :
1. Epidemiologi
2. Biostatistik
3. Kesehatan Lingkungan
4.
Pendidikan Kesehatan dan Perilaku
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat
6. Gizi Masyarakat
7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
8. Kesehatan Reproduksi masyarakat
9. Sistem Informasi Kesehatan
1. Epidemiologi
Epidemiologi
adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta fakor yang
terkait di tingkat populasi. Ini adalah model corestone penelitian kesehatan
masyarakat, dan membantu menginformasikan kedokteran berbasis bukti (eveidence
based medicine) untuk mengidentifikasikan faktor risiko penyakit serta
menentukan pendekatan penanganan yang optimal untuk praktik klinik dan untuk
kedokteran preventif. Menurut Dr. Anton Muhibuddin (Universitas Brawijaya),
saat ini epidemiologi telah berkembang pesat baik pendalaman ilmunya maupun
perluasan ilmunya. Perluasan ilmu epidemiologi saat ini juga mencakup
epidemiologi bidang pertanian agrokompleks (termasuk perikanan, perkebunan,
prikanan) dan mikrobiologi. Perluasan tersebut dirasa perlu karena manfaat
epidemiolgi sangat nyata dirasakan dalam bidang-bidang ilmu tersebut.
Pendalaman epidemiologi diantaranya meliputi peramalan berbasis komputer dan
pengelolaan agroekosistem. Epidemiologi menggunakan beragam alat-alat ilmiah,
dari kedokteran dan statistik sampai sosiologi dan antropologi. Banyak penyakit
mengikuti arus migrasi penduduk, sehingga pemahaman tentang bagaimana penduduk
bergerak mengikuti musim sangat penting untuk memahami penyebaran penyakit
tertentu pada populasi tersebut. Epidemiologi tidak hanya berkutat pada masalah
penyebaran penyakit, tetapi juga dengan cara penanggulangannya.
2. Biostatistik
Biostatistik : konsep dan
metode statistik yg diterapkan pada ilmu biologi, kedokteran, farmasi, dan
kesehatan.
3.Kesehatan Lingkungan.
3.1. Pengertian Kesehatan
lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat
penting bagi kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat
dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila
sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat. Kesehatan lingkungnan yaitu
bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari
hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan
lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan mayarakat
3.2 Syarat-syarat
Lingkungan Yang Sehat
1.
Keadaan Air.
Air yang sehat
adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat kejernihan air
tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C, sehingga
bakteri yang di dalam air tersebut mati.
2.
Keadaan Udara.
Udara yang sehat
adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan, contohnya oksigen dan di
dalamnya tidak tercemar oleh zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat
carbondioksida).
3.
Keadaan tanah.
Tanah yang sehat
adalah tanah yang baik untuk penanaman suatu tumbuhan, dan tidak tercemar oleh
zat-zat logam berat.
3.3 .Cara-cara Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan.
1.Tidak mencemari air dengan membuang sampah di sungai.
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
3. .Mengolah tanah sebagaimana mestinya.
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong.
3.4 Tujuan Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan.
1. Mengurangi Pemanasan Global.
Dengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada lahan kosong, maka
kita juga ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2 (okseigen)
yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang
menyebabkan atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara
langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati oleh manusia tersebut
untuk bernafas.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan.
Dengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga kebersihannya,
karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari segala penyakit
dan sampah.Sampah adalah mush kebersihan yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan
dengan cara-cara sebagai berikut;
a.
Membersihkan Sampah Organik. Sampah organik
adalah sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka
sampah organik dapat dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik
tersebut, contoh sampah organik :
1.
Daun-daun tumbuhan.
2.
Ranting-ranting tumbuhan
3.
Akar-akar tumbuhan
b.
Membersihkan Sampah Non Organik. Sampah non
organik adalah sampah yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan
sendirinya, maka sampah non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah tersebut
dan lalu menguburnya.
3.5 Ruang Lingkup Kesehatan
Lingkungan.
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan
hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan
dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap
timbulnya masalah kesehatan masyarakat.. Menurut WHO ruang lingkup kesehatan
masyarakat antara lain:
1.
Penyediaan Air Minum
2.
Pengelolaan air Buangan dan
pengendalian pencemaran
3.
Pembuangan Sampah Padat
4.
Pengendalian Vektor
5.
Pencegahan/pengendalian
pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6.
Higiene makanan, termasuk
higiene susu
7.
Pengendalian pencemaran udara
8.
Pengendalian radiasi
9.
Kesehatan kerja
10.
Pengendalian kebisingan
11.
Perumahan dan pemukiman
12.
Aspek kesling dan transportasi
udara
13.
Perencanaan daerah dan
perkotaan
14.
Pencegahan kecelakaan
15.
Rekreasi umum dan pariwisata
16.
Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan
dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17.
Tindakan pencegahan yang
diperlukan untuk menjamin lingkungan.
4.
Pendidikan Kesehatan dan Perilaku
4.1 pendidikan
kesehatan
Perilaku merupakan factor terbesar
kedua setelah factor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok,
atau masyarakat . Masing-masing upaya tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Kedua upaya tersebut dilakukan melalui:
1.
Tekanan (enforcement).
Upaya agar masyarakat mengubah perilaku
atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara-cara tekanan, paksaan atau
koersi(coertion). Pendekatan atau cara ini biasanya menimbulkan dampak
yang lebih cepat terhadap perubahan perilaku.
2.
Edukasi (education)
Upaya agar masyarakat berprilaku atau
mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan,
memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya melalui kegiatan
yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan.
A.
Batasan Pendidikan
Kesehatan
Pendidikan secara umum
adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik
individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharap
kan oleh pelaku pendidikan. Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan
yakni:
1.
Input adalah sasaran
pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), dan pendidik (pelaku pendidik).
2.
Proses (upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain).
3.
Output
(melakukan apa yang diharapkan atau perilaku).
Sedangkan pendidikan
kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan didalam bidang kesehatan.
B.
Pendidikan Kesehatan
atau Promosi Kesehatan
Pendidikan kesehatan
sebagai besar atau cabang dari ilmu kesehatan, juga mempunyai dua sisi, yakni
sisi ilmu dan seni. Dari penelitian-penelitian yang ada terungkap, meskipun
kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan, namun
praktek (practice) tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat
masyarakat masih rendah.
C.
Prinsip Pendidikan
Kesehatan
1.
Pendidikan kesehatan
bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang
dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
2.
Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh
seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan
itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
3.
Bahwa yang harus
dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan
sasaran agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap
dan tingkah lakunya sendiri.
4.
Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan
(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
D.
Ruang
lingkup pendidikan kesehatan masyarakat
Ruang
lingkup pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 3 dimensi:
1.
Dimensi
sasaran antara lain:
a.
Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu.
b. Pendidikan
kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu.
c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat
luas.
2.
Dimensi tempat pelaksanaan antara lain:
a.
Pendidikan
kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga
b.
Pendidikan
kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.
c.
Pendidikan
kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran masyarakat atau
pekerja.
3.
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan antara lain:
a.
Pendidikan
kesehatan promosi kesehatan (Health Promotion), misal : peningkatan
gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
b.
Pendidikan
kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection) misal :
imunisasi.
c.
Pendidikan
kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early diagnostic and
prompt treatment) misal : dengan pengobatan layak dan sempurna dapat
menghindari dari resiko kecacatan.
d.
Pendidikan
kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan memulihkan
kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.
4.2.Perilaku
Kesehatan
A. Pengertian Perilaku
Perilaku
Kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan. Perilaku kesehatan mencakup 4 (empat) :
a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit,
yaitu bagaimana manusia merespons, baik pasif (mengetahui, mempersepsi penyakit
dan rasa sakit yang ada pada dirinya maupun di luar dirinya, maupun aktif
(tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.
Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan
tingkatan-tingkatan pencegahan penyakit, misalnya : perilaku pencegahan
penyakit (health prevention behavior), adalah respons untuk melakukan
pencegahan penyakit, misalnya : tidur dengan kelambu untuk mencegah gigitan
nyamuk malaria, imunisasi,dll. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang
dihasilkan melalui panca indra.
b. Perilaku terhadap
pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan tradisional maupun modern.
Perilaku ini mencakup respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan,
petugas kesehatan, dan obat-obatan, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi,
sikap dan pengguanaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.
c. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior),
yakni respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi
kehidupan, meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap
makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya/zat gizi, pengelolaan
makanan, dll.
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental
health behavior) adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai
determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan
lingkungan itu sendiri (dengan air bersih, pembuangan air kotor, dengan limbah,
dengan rumah yang sehat, dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk (vektor), dan
sebagainya.
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health
behavior) sebagai berikut :
a.
Perilaku
kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan
tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit,
kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi, dan sebagainya.
b. Perilaku
sakit (illness behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang individu yang merasakan sakit, untuk merasakan
merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit, termasuk kemampuan
atau pengetahuan individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit,
serta usaha-usaha mencegah penyakit tersebut.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior),
yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakuakan oleh individu yang sedang
sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini disamping berpengaruh terhadap
kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap orang lain, terutama
anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab terhadap
kesehatannya.
B. Bentuk perilaku
Secara lebih
operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang
terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons berbentuk 2
(dua) macam :
a.
Bentuk pasif adalah respons internal, yaitu yang terjadi di dalam
diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misal
tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya ; seorang ibu tahu bahwa
imunisasi itu mencegah suatu penyakit tertentu, meski ia tak membawa anaknya ke
puskesmas, seseorang yang menganjurkan orang lain untuk ber-KB, meski ia tidak
ikut KB. Dari contoh di atas ibu itu telah tahu guna imunisasi dan orang
tersebut punya sikap positif mendukung KB, meski mereka sendiri belum melakukan
secara konkret terhadap kedua hal tersebut. Oleh sebab itu perilaku mereka ini
masih terselubung (covert behavior).
b.
Bentuk aktif, yaitu perilaku itu jelas dapat diobservasi secara
langsung. Misalnya pada kedua contoh di atas, si ibu sudah membawa anaknya ke
puskesmas untuk imunisasi dan orang pada kasus kedua sudah ikut KB dalam arti
sudah menjadi akseptor KB. Oleh karena itu perilaku mereka ini sudah tampak
dalam bentuk tindakan nyata, maka disebut ”overt behavior”.
5.Administrasi Kesehatan Masyarakat
A. Pengertian Administrasi kesehatan
Suatu proses yang menyangkut perencanaan, pengorganisasisan,
pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan penilaian terhadap Sumber, TataCara, dan
Kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntuan akan kesehatan,
perawatan kedokteran serta lingkungan sehat dengan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya, kelompok dan masyarakat.
B. Ruang Lingkup Administrasi Kesehatan
Ruang lingkup administrasi kesehatan antara lain:
a.pelayanan
b.Pembiayaan
6.
Gizi Masyarakat
A. Pengertian Gizi dan Beberapa Istilah dalam Gizi
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yang berarti “makanan”. Ilmu gizi bisa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia.
- Secara Klasik
Gizi hanya dihubungkan
dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi,, membangun, memelihara
jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh).
- Sekarang
Selain untuk kesehatan, gizi juga dikaitkan
dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar,
produktivitas kerja.
Beberapa istilah dalam gizi :
- Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
- Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
- Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.
- Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
- Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan/atau unsur-unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
- Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
- Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
B. Ruang Lingkup Ilmu Gizi
Ruang
lingkup cukup luas, dimulai dari cara produksi pangan, perubahan pasca panen (penyediaan
pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit).
Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran. Informasi gizi yang diberikan pada masyarakat, yang meliputi gizi individu, keluarga dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga.
Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran. Informasi gizi yang diberikan pada masyarakat, yang meliputi gizi individu, keluarga dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga.
C. Gizi Masyarakat dan Gizi
Klinik
1.
Gizi Masyarakat
(community nutrition)
Gizi masyarakat adalah gizi yang berkaitan dengan
gangguan gizi pada kelompok masyarakat.
2. Gizi Klinik (clinical
nutrition)
Gizi klinik adalah gizi yang berkaitan dengan masalah
gizi pada individu yang sedang menderita gangguan kesehatan akibat kekurangan
atau kelebihan gizi.
e.
Suplementasi oral, enteral dan parenteral.
3. Perbedaan gizi masyarakat dengan gizi klinik
Pembeda
|
Gizi Masyarakat
|
Gizi Klinik
|
Sasaran
|
berkaitan dengan kesehatan masyarakat
|
berkaitan dengan kesehatan perorangan
|
Upaya / Pendekatan
|
lebih ditekankan pada upaya kuratif (pengobatan)
|
lebih ditekankan pada upaya pencegahan (preventif) dan
peningkatan (promotif)
|
Pengobatan / Pemulihan
|
profesi kedokteran dan staf medis
|
multisektor dan multidisiplin
|
D. Sejarah Perkembangan
Ilmu Gizi
Pendidikan
tentang ilmu gizi berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose
saat dikukuhkan sebagai profesor ilmu gizi di Universitas
Columbia, New York, Amerika Serikat. Pada zaman purba, makanan penting untuk kelangsungan
hidup. Sedangkan pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang
menyatakan bahwa makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia, artinya manusia butuh makan.
- Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri
Pertama dipelajari oleh
Antoine Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan penggunaan energi makanan yang meliputi proses pernafasan, oksidasi dan
kalorimetri. Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya penelitian
tentang pertukaran energi dan sifat-sifat bahan makanan pokok.
- Penemuan Mineral
Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi. Pada tahun
1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan
zat besi sebagai zat esensial.
Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20,
penelitian Loeb tentang pengaruh konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap
jaringan hidup.
- Penemuan Vitamin
Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak
tahun 1887-1905 muncul penelitian-penelitian dengan makanan yang dimurnikan dan makanan utuh. Dengan hasil:
ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yang tidak tergolong zat gizi utama dan berperan
dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan Rickets).
Pada tahun 1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat tersebut.
Tahun 1920, vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui
sebagai zat esensial.
- Penelitian Tingkat Molekular dan Selular
Penelitian ini dimulai
tahun 1955, dan diperoleh pengertian tentang struktur sel
yang rumit serta peranan kompleks dan vital zat gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan
sel-sel. Setelah tahun 1960, penelitian bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter
relationship antara zat-zat gizi, peranan biologik
spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan pengolahan makanan thdp kandungan zat gizi.
- Keadaan Sekarang
Muncul konsep-konsep
baru antara lain: pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja dan
produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Pada bidang teknologi
pangan ditemukan : cara mengolah makanan bergizi, fortifikasi bahan
pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan
sifat struktural bahan pangan, dsb. FAO dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris
(peraturan food labeling dan batas keracunan).
E. Fungsi Zat Gizi
- Memberi energi (zat pembakar)
Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan organik yang mengandung
karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas.
- Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun)
Protein, mineral dan air, diperlukan
untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang rusak.
- Mengatur proses tubuh (zat pengatur)
Protein, mineral, air dan vitamin. Protein bertujuan mengatur
keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara
netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal
organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke
dalam tubuh. Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam
tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan, jaringan,
mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh.
7.Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang
bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk
memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
kondisi lingkungan kerja.
Kesehatan
dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua
organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain
yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3
(keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan
kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.
K3 terkait dengan ilmu kesehatan
kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi
organisasi dan industri, ergonomika, dan psikologi
kesehatan kerja.
Yang nomor 8 dan 9 nya kok tidak ada penjelasan ya
BalasHapusKurang panjang kak
BalasHapusThanks
BalasHapus8 9 apa?
BalasHapus